Open Heart Surgery

Open Heart Surgery

Minggu, 06 Maret 2011

Mencintai atau Dicintai?

Beberapa waktu yang lalu entah ada apa saya terlibat dalam sebuah diskusi semi-ilmiah via dunia kurang nyata (baca: BlackBeriii Messenger). Diskusi ini antara saya dengan kakak kelas saya. Awalnya diawali dengan pertanyaan: “Pilih mana, mencintai atau dicintai?”
Whoaaa, sebuah pertanyaan dengan hanya 2 pilihan jawaban namun beribu alasan.
Yang masing2 jawaban antar individu bisa sangat berbeda, dan masing2 akan mempertahankan argumen nya sampai urat di lehernya keluar.
Apa jawaban saya?
Sebelumnya begini, apapun pendapat anda saya tidak akan menyalahkan lho ya.
Jadi begini...
Bagi saya memberikan sesuatu, apa pun itu, besar atau pun kecil, bila kita ikhlas, itu adalah menanamkan kebaikan.
Dan apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai. Kapan dan dimana kita menuainya, itu rahasia Allah. Bisa saja cinta yang kita tanam akan kita tuai dari orang yang sama dan dalam tempo singkat, bisa juga kita akan menuainya dari orang lain dan dalam tempo tidak singkat (baca: suwi).
Dengan saya mencintai dia, maka saya akan berusaha menjadi orang yang lebih baik. Lho jadi cinta butuh syarat? Tidak. Cinta tidak butuh syarat apa pun. Saya saja yang ndablek pengen berusaha menjadi orang yang lebih baik. Boleh kan?
Pengen cepet selesai sekolah biar bisa sekolah lagi, pengen mencari pekerjaan yang halal dan baik, pengen jadi imam yang baik untuk keluarga nanti, pengen bisa beliin istri saya susu pas dia lagi hamil, pengen bisa nabung buat nyicil rumah yang cukup nyaman untuk tempat berteduh anak dan istri, pengen punya tabungan pendidikan biar anak saya bisa sekolah setinggi-tingginya, demi Allah saya ingin itu semua bisa tercapai.
Terus Bay, misal ada 2 orang. Yang pertama sudah jelas mencintai kamu. Yang kedua adalah orang yang kamu cintai tapi belum pasti mencintai kamu, kamu pilih yang mana?
Saya pilih orang yang saya cintai. Saya akan berjuang, dengan cara yang baik. Saya akan mencintai dia dengan tulus, meski belum tentu berbalas. Sampai suatu hari nanti dia berkata “Berarti kamu sekarang lagi cari pasangan hidup Bay?”, dan saya jawab “Iya, ini aku lagi nyari.”
Nothing in this world that's worth having comes easy.

2 komentar:

  1. Hmm terharu rasanya Saya saat membaca tulisan ini. Ternyata adik Saya sudah menjelma menjadi lelaki dewasa yang bijaksana.

    #I'm absoluteLy agree with your thoughts...

    BalasHapus
  2. Masih dalam proses pedewasaan neng :D

    BalasHapus